Kesedihan Keluarga

Akhwatmuslimah.com – Siapa yang merenungi banyaknya anak, tuntutan mereka, dan kesibukan mereka, maka dia akan merasa gundah terhadap hal itu dan bersedih. Setiap anak dengan keinginan, penghasilan, pengajaran, pendidikan, dan pengobatannya masing-masing. Ini akan mencerai beraikan hati dan melelahkan badan, tetapi siapa yang memandang pahala melaksanakan kewajiban terhadap keluarga, maka remeh baginya kelelahan karena mencari rezeki bagi mereka.

Kerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu lebih utama daripada ibadah sunnah. Anak yang shalih setelah bapaknya wafat, merupakan amal jariah, amal yang mengalir terus bagi orang tuanya. Jika anak itu meninggal dunia saat orang tuanya masih hidup, maka dia akan memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya. Sehingga seorang yang shalih berkata, ”Hari-hariku yang paling utama adalah ketika anak-anakku menangis meminta kebaikan dariku.”

Anak-anak itu merupakan hijab dari api neraka, dan mereka juga merupakan hiasan kehidupan dunia. Seandainya manusia itu mandul, niscaya dia tidak merasakan kenikmatan hidup. Bisa jadi satu anak itu merupakan satu sebab berkah rezeki bagi keluarganya. Dan bisa jadi anak itu menjadi masa depan baginya dalam ibadah, kezuhudan, dan dakwah. Maka janganlah Anda merasa bosan terhadap anak-anak.

Bersabarlah terhadap kelelahan mengasuh mereka. Sesungguhnya anak-anak itu hiburan dan kenikmatan yang tidak ada yang tidak setara dengan kenikmatan harta. Kehidupan itu seluruhnya kepayahan dan kepedihan, maka harus dihadapi dengan kesabaran. Hanya Allah tempat memohon pertolongan. [ANW]

Sumber : Kitab ”Demi Masa! Beginilah Waktu Mengajari Kita”, Dr. ’Aidh Abdullah Al-Qarny

Share this post

scroll to top