Muslimah and Proud

Akhwatmuslimah.com – “Mutant and Proud”. Bagi para pecinta serial X-Men pasti insya Allah tau atau at least pernah dengar ungkapan ini. Yup, ungkapan ini bisa dibilang adalah prinsip yang dipegang oleh tokoh Mystique dalam serial X-Men. If maybe u cant remember which one this Mystique is, Mystique itu adalah karakter mutan wanita yang berkulit biru, bermata kuning, seorang shapeshifter (yang bisa berubah wujud jadi orang lain). Udah ingat kan? :)

Sedikit review cerita X-Men, Awalnya, Mystique sama sekali ga PD dengan penampilannya yang ga biasa ini. Makanya dia lebih sering tampil dalam wujud wanita normal biasa. Dia menganggap dengan berpenampilan seperti itu, lingkungan akan lebih dapat menerimanya. Tapi, suatu saat, Magneto menyadarkan Mystique bahwa bagaimanapun rupa fisiknya, dia harusnya bangga dengan itu. Jika dia sendiri ga bangga dan ga bisa menerima fisiknya yang seperti itu, bagaimana dia bisa berharap orang lain akan menerimanya. Sejak itu, Mystique mulai PD dan lebih sering tampil dalam wujud aslinya. Dia pun kemudian berprinsip: “Mutant and Proud”.

Aku pribadi tertarik dan suka sama ungkapan itu. Mutant and Proud. Mereka para mutan bangga dengan jati diri mereka, penampilan mereka, kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka mensyukurinya. Sesuatu yang harus ditiru. Tapi bukan berarti kita harus ikut-ikutan jadi mutan. Cukup kita tiru saja sikap mereka. Bangga dengan jati diri mereka. Seperti halnya jikalau kamu adalah seorang Muslimah. Then, be proud of that. Declare loudly to the world that, “Yes! I am Muslimah! And I am Proud of that!” :)

Banggalah dan bersyukurlah dengan identitasmu sekarang sebagai seorang Muslimah. Banggalah dan bersyukurlah dengan hijab (jilbab) mu. :)

Tentang hijab ini, aku yakin setiap Muslimah punya cerita tersendiri. Aku, kamu, dia, dan setiap Muslimah punya kisahnya masing-masing tentang hijabnya… :) Kisah tentang perjalanan hijab kita. Mulai dari cerita saat kita pertama kali memakai hijab. Bagaimana deg-deg-an nya pertama kali ke sekolah dan teman-teman akan menyaksikan kita pakai jilbab selamanya. Bagaimana kita mencari-cari cara pakai jilbab yang paling nyaman untuk kita. Bagaimana kita pilah-pilih model jilbab yang paling cocok sama wajah kita. Bagaimana kita mulai mix and match jilbab sama baju supaya matching. Kalau diinget-inget jadi pengen ketawa sendiri… hehehe… ^^ Sampai akhirnya kita mulai menyempurnakan jilbab kita, mulai dari belum sempurna sampai dengan benar-benar berusaha menutup aurat se-kaffah mungkin. Bagaimana kita berusaha agar jilbab ini tidak hanya di fisik saja, tapi juga di hati. Kita mulai jilbabkan hati kita (ga suuzhon, ga riya, ga takabur, ga macam2). Kita mulai jilbabkan mata kita (menundukkan pandangan). Kita mulai jilbabkan mulut kita (ga gunjing, ga fitnah, ga adu domba)… Bahkan, tidak hanya sampai disana, sebagian dari kita pasti juga ada yang punya cerita tentang bagaimana kita memperjuangan hijab mati-matian. Menghadapi berbagai pandangan sinis dari sekeliling kita. Menghadapi anggapan bahwa jilbab lebar identik dengan teroris. Menghadapi anggapan sok alim. Menghadapi berbagai pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Atau bahkan yang terpahit, menghadapi kenyataan bahwa kita sama sekali tidak boleh pakai jilbab ke sekolah atau kampus atau kantor kita.

Yang terakhir disebutkan ini, mungkin tidak banyak dialami oleh Muslimah Indonesia, tapi sangat sering dialami oleh saudari-saudari Muslimah kita di luar sana…. Tentu hal ini sudah bukan rahasia lagi, bahwa masih ada (jika tidak bisa dibilang banyak) negara-negara yang tidak memperbolehkan warga negaranya yang Muslimah untuk mengenakan jilbab ke sekolah/kampus/kantor. No religion symbols. Itu yang mereka bilang. Hal ini tentu sangat mengiris hati para Muslimah yang ingin menyempurnakan kekaffahan mereka dalam ber-Islam. Maka tidaklah heran jika akhirnya kita banyak mendengar kisah-kisah heroik mereka yang memperjuangkan jilbab mereka.

Seperti kisah kontroversial Cennet Dogganay, seorang Muslimah dari Prancis yang berusia 15 tahun saat membotakkan kepalanya sebagai bentuk protesnya terhadap pelarangan memakai jilbab ke sekolah. Ada juga kisahMarwa Al-Sharbini, 32 tahun, yang meninggal dunia karena ditusuk oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia pada Rabu (1/7/2009) di ruang sidang gedung pengadilan kota Dresden, Jerman. Saat itu, Marwa akan memberikan kesaksian dalam kasus penghinaan yang dialaminya hanya karena ia mengenakan jilbab. Belum sempat memberikan kesaksiannya, pemuda Jerman itu menyerang Marwa dan menusuk ibu satu orang anak itu sebanyak 18 kali. Suami Marwa berusaha melindungi isterinya yang sedang hamil tiga bulan itu, tapi ia juga mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit. Serta masih banyak kisah-kisah lainnya.

Walaupun memang, tidak semua negara yang memberlakukan pelarangan tersebut. Bahkan ada juga negara yang mulai menghapuskan larangan berjilbab ke sekolah/kampus/kantor itu, seperti Turki. Alhamdulillah.. :) Seorang saudari Muslimah dari Turki menyatakan betapa bersyukur dan bahagianya dia saat akhirnya dapat mengenakan jilbab ke kampusnya. Peraturan tersebut dihapuskan  oleh Perdana Menteri Turki yang saat ini sedang menjabat, yaitu Recep Tayyip Erdogan.



Nah, Muslimah Indonesia… Bisa dibayangin ya, gimana beratnya usaha saudari-saudari kita di luar sana untuk mempertahankan jilbabnya. Kita juga harus niru tu.. :) Perjuangkan hijab kita. Banggalah dengan identitas kita sebagai seorang Muslimah. Perjuangkan itu. Jika Mystique saja bangga dengan ke-mutan-an nya, kenapa kita ga bangga dengan identitas ke-muslimah-an kita? termasuk jilbab kita… Let’s say: “Muslimah and Proud! Proud to be a Muslimah!”

 

Bukankan Rasulullah telah memuliakan kita lewat perkataannya: “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah“ (HR. Muslim). Ayo kita kaffahkan ke-Islaman kita dengan berhijab. :)

Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Q.S. Al-Ahzab: 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).

Terakhir, mengutip kata salah seorang saudari saat Forum Annisa di kampus, “Jadi Muslimah itu tidaklah mudah, tapi sangatlah indah… “

Keep hamasah!! ^^

*Ditulis untuk memperingati International Hijab Solidarity Day, 4 September 2011

 

Sumber : http://islamadinafifa.wordpress.com/2011/09/04/muslimah-and-proud/

Share this post

scroll to top