Bolehkan Menggabung Niat Qadha dan Puasa Sunnah ?

puasaAkhwatmuslimah.com –  Bagaimana hukumnya apakah boleh atau tidak “Kalau membayar utang puasa/qadha puasa di gabung dengan puasa sunnah. Contoh :  Membayar puasa di hari Senin : di waktu sahur niat membayar utang puasa tahun lalu dan puasa sunnah senin karna ALLAH atau puasa sunnah syawal dan mengqadha puasa ramadhan tahun ini karna Allah ?

Wassalam wr. wb.

Jawaban : 

Assalamu’alaikum wr.wb.

Terkait dengan pertanyaan Anda, Syeikh Utsaymin pernah ditanya, “Bolehkah saya niat puasa sunnah enam hari di bulan syawwal dan niat membayar hutang puasa secara bersamaan?”

Beliau menjawab, “Siapa yang berpuasa hari  Arafah atau hari Asyura, padahal ia masih mempunyai hutang puasa Ramadhan maka puasa arafah atau asyura yang dilakukan sah. Akan tetapi kalau ia berniat membayar hutang puasa Ramadhan pada kedua hari tersebut, maka ia mendapatkan dua pahala sekaligus: pahala puasa hari arafah dan asyura di samping pahala qadha (membayar hutang puasa). Ini berlaku untuk puasa sunnah yang bersifat mutlak di mana ia tidak terikat dengan Ramadhan. Adapun puasa enam hari di bulan syawalyang terikat dengan Ramadhan di mana ia dilakukan sesudah puasa Ramadhan atau sesudah membayar hutang puasa Ramadhan, maka jika dilakukan sebelum meng-qadha hutang puasa Ramadhan, pahalanya tidak bisa didapat. Sebab Nabi saw bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan lalu menyertainya dengan puasa enam hari di bulan Syawal seolah-olah ia berpuasa ad-dahr.”

Sementara Dr. Ali Jum’ah (Mufti Mesir) berpendapat bahwa menurut banyak fukaha puasa sunnah boleh menjadi bagian dari puasa wajib; namun tidak sebaliknya. Jadi boleh seorang muslimah membayar hutang puasa Ramadhan di bulan Syawwal di mana dengan itu ia sudah tidak perlu lagi berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawwal. Sebab ia telah mendapat pahala qadha dan enam hari syawwal karena puasa qadha tadi dilakukan di bulan Syawwal. Analoginya seperti orang yang masuk mesjid lalu shalat dua rakaat sebelum duduk dengan niat shalat wajib atau sunnah. Dengan begitu orang ini otomatis juga mendapat pahala shalat tahiyyatul masjid karena dilakukan sebelum duduk.

Kesimpulannya, boleh membayat hutang puasa Ramadhan di hari-hari apapun yang tidak dilarang. Jika puasa qadha tersebut dilakukan pada hari senin, insya Allah ia juga mendapatkan pahala puasa hari senin. Demikian pula jika dilakukan di hari-hari istimewa lainnya. Hanya saja terkait dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, sebagian ulama memisahkan antara puasa qadha dan puasa enam hari di bulan syawwal. Pasalnya, puasa enam hari di bulan syawwal dikerjakan sesudah sempurna melaksanakan puasa Ramadhan (termasuk sesudah membayar hutang puasa Ramadhan). Sementara sebagian ulama lain berpendapat bahwa puasa Qadha yang dilakukan di bulan syawwal sdh mencukupi bagi seseorang untuk mendapatkan pahala qadha dan pahala puasa sunnah syawwal secara bersamaan.



Dalam hal ini yang lebih sempurna dan sekaligus untuk keluar dari perbedaan yang ada, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan puasa qadha Ramadhan, baru puasa enam hari bulan Syawwal.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Wassalamu alaikum wr.wb.

 

Sumber : syariahonline

Share this post

scroll to top