Polwan Berjilbab Jangan Ditunda

polwan1-415x300Akhwatmuslimah.com – JAKARTA , Polisi Wanita (Polwan) sudah saatnya mengenakan jilbab ketika berdinas. Tidak ada alasan penundaan program rencana penggunaan jilbab bagi anggota Polwan ketika berdinas. Sebab, program tersebut sudah disetujui bahkan telah menunjuk 61 desainer ketika Kapolri dijabat oleh Jenderal Timur Pradopo.

“Polwan Berjilbab harus segera dilaksanakan, tidak ada lagi alasan untuk menunda-nunda. Dalam program 100 hari kerja Kapolri Jenderal Sutarman harus terealisasi. Jika tidak kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Sutarman akan dipertanyakan keprofesionalisannya,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta s Pane kepada Harian Terbit, Senin (11/11) pagi tadi.

Neta mengatakan Polri dibawah kepemimpinan Sutarman harus komitmen terhadap janji-janji yang diucapkan ketika fit and proper test termasuk Polwan berjilbab di hadapan para anggota dewan. Jika program ini tidak direalisasikan maka akan menuai protes dari berbagai kalangan, termasuk Polwan itu sendiri.

Menurut Neta, tidak ada alasan dari Kapolri untuk menunda-nunda Polwan berjilbab yang mengakibatkan program ini menjadi berlarut-larut. Jika program itu terwujud dapat memperbaiki citra Polri termasuk Polwan yang akhir-akhir ini citranya terpuruk akibat adanya oknum Polwan berfoto seksi atau menunjukkan auratnya di jejaring sosial, media online.

JANGAN CUMA JANJI
Pernyataan yang sama juga dilontarkan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy pada saat fit and proper test di gedung DPR/MPR, Jumat (18/10) bulan lalu. Aboebakar menyebutkan Sutarman jangan hanya janji-janji, harus komitmen apa yang diucapkannya.

“Kita semua berharap, semua janji yang disampaikan di depan Komisi III DPR saat fit and proper test dapat dilaksanakan dengan baik. Visi Pak Sutarman untuk menjadikan polisi lebih humanis agar lebih diterima oleh masyarakat seperti yang disampaikan. Apalagi, kepercayaan publik kepada Polri sedang menurun,” tegasnya.

Saat itu Sutarman melontarkan berbagai visi yang dinilai anggota dewan sangat bagus. Harapannya, vis tersebut bisa diwujudkan untuk mengembalikan citra polri yang semakin terpuruk. Salah satu program yang diminta Aboebakar yang Polwan berjilbab ditindaklanjuti.

“Saya juga minta program Pak Timur Pradopo yang belum terselesaikan bisa dituntaskan dengan baik. Misalkan, draf peraturan Kapolri tentang Polwan berjilbab segera dapat diselesaikan. Karena pada raker terakhir Pak Timur sudah menyampaikan 61 desain pakaian Polwan, seharusnya nanti Pak Tarman bisa segera menerbitkan Perkapnya jika sudah menjabat,” ungkapnya.



Sementara itu Kepala Devisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Drs Ronny F Sompien mengatakan program Polwan berjilbab akan ditindaklanjuti. Tapi, berhubung asisten Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditunjuk sebagai pimpinan pelaksana diganti dan diduduki pejabat baru, sehingga program tersebut akan dipelajari kembali.

“Pimpinan Polri komitmen terhadap kelanjutan program Polwan berjilbab. Berhubung pejabat asisten SDM baru, akan dipelajari terlebih dahulu,” imbuh Ronny.

Ronny mengatakan sampai saat ini tidak ada larangan Polwan berjilbab. Dalam melaksanakan tugas penyamaran anggota Polwan yang kesatuannya di reserse dan intel, mereka menggunakan jilbab dan itu sah-sah saja. “Tidak ada larangan Polwan mengenakan jilbab saat bertugas. Silakan Polwan mengenakan jilbab,” tambahnya.

Sumber : harianterbit.com

Share this post

scroll to top