Kebiasaan Penduduk Surga dalam Rumah Tangga

Islam-love-bewteen-husband-wifeAkhwatmuslimah.com – Kebiasaan penduduk surga dalam rumah tangga? Nikmati ‘Seri Rumah Tangga Surga’ bagian 3, oleh Ustaz Bendri Jaisyurrahman.

1. Masihkah kita tertarik tuk mengetahui kebiasaan penduduk surga agar bisa kita bawa hal itu dalam rumah tangga kita?

2. Kebiasaan penduduk surga tercermin dalam aktivitas bicara. Tak pernah keluar kalimat negatif ataupun kalimat yang sia-sia (QS 56 : 25)

3. Setiap kalimat yg keluar dari lisan mereka selalu positif dan mengandung keselamatan (QS. 56 : 26)

4. Inilah salah satu rahasianya mengapa anggota keluarga senantiasa betah di rumah. Tersebab penghuninya senantiasa bicara kalimat positif yang tentramkan jiwa

5. Kalimat negatif sebisa mungkin dihindari. Sebab bukan memotivasi justru menghancurkan kepercayaan diri

6. Jika dalam rumah tangga sudah mulai suka mencela, maka hilanglah suasana surga.

7. Jika sudah mulai saling mencaci. Jangan harap cinta tumbuh bersemi



8. Lihatlah kebiasaan penduduk surga sehabis kumpul dari pasar. Disambut istri di depan rumah dgn kalimat “kamu makin tampan aja”

9. Ia pun tak kalah memuji sang istri dgn ucapan “kamu juga ditinggalkan makin cantik”

10. Inilah kebiasaan unik penduduk surga yg disampaikan rasulullah dalam haditsnya yakni suka memuji (HR. Muslim)

11. Maka perhatikan rumah tangga kita, seberapa sering kita memuji amat mempengaruhi suasana surga di dalam rumah

12. Jika istri mulai bertambah usia, perbanyaklah memujinya dgn pujian yg tulus. Bukan justru menyindir kulitnya yang makin keriput

13. Jika badan istri tak lagi selangsing dulu jangan pernah katakan : “kamu makin seksi. Seksi konsumsi, maksudnya”

14. Meski cuma candaan, namun wanita amat sensitif terhadap kalimat yang menyindir usia, penampilan dan berat badan

15. Kepada anakpun begitu juga. Jangan suka mengkritik meski prestasinya tak sesuai yg diharapkan.

16. Kalimat negatif yg sering diucapkan kepada anak justru membuatnya makin tak percaya diri.

17. Anak-anak yg minder dan tak berani tampil bermula dari banyaknya kritikan di masa kecil

18. Ketika ia baru bisa berjalan, ortunya malah berkata : “ah dulu ayah seusiamu bisa lari sambil salto. Itu mah biasa aja”

19. Atau ketika nilai matematikanya menurun, banyak ortu yg berkata : “temanmu Irfan aja bisa, masa’ kamu nggak?”

20. Ingat, anak tak suka dibanding-bandingkan. Sebab setiap anak unik dan istimewa

21. Kita pun akan tersinggung jika anak berkata “ ayahnya arif aja bisa ajak jalan2 ke bali tiap minggu. Kok ayah gak bisa sih?”

22. So, budayakan kalimat positif dalam rumah tangga. Sebab ini tabiat penghuni surge

23. Saat suami baru pulang kantor, istri harus bisa menahan diri tuk bicarakan kenakalan dan perilaku negatif anak.

24. Rasa lelah sehabis bekerja, akan membuat emosi memuncak jika awal pembicaraan dimulai dgn sesuatu kalimat yg menceritakan hal negatif anak

25. Jika ada sesuatu hal yg negatif dan harus dibicarakan dgn suami, pakailah strategi Ummu Sulaim saat ingin memberi kabar kepada suaminya bahwa anaknya telah wafat

26. Ia layani dulu kebutuhan perut dan “di bawah perut” suami. Ketika syahwat terpuaskan, maka lebih mudah menerima kritikan atau hal yg tak disukai

27. Memang tak mungkin menghindar dari bicara negatif dalam rumah. Namun semakin sering diucap, makin hilang suasana sakinah

28. Kalimat pujian dan optimis harus lebih sering diucap dibandingkan kalimat kritikan dan pesimis

29. Kalimat positif yg keluar tak perlu pakai embel-embel “tapi”. Sebab pujian yg disertai kata “tapi” justru menyakitkan hati.

30. Coba perhatikan kalimat “kamu cantik TAPI cerewet”. Kata terakhir justru yg diingat oleh istri

31. Atau kalimat “kamu hebat nak TAPI badanmu bau”. Justru pujian seperti ini amatlah menyakitkan bagi anak.

32. Ibarat mula-mula dinaikkan ke atas langit, untuk kemudian dijatuhkan dari atas monas. Sakit sekali rasanya J

33. Gantilah kata “TAPI” dgn kata “dan lebih sempurna lagi kalau” Ini lebih positif karena ada saran dibandingkan kritikan

34. Misalnya “kamu pintar nak DAN LEBIH SEMPURNA LAGI KALAU rajin mandi”. Lebih indah kan? Ada solusi di dalamnya

35. Daripada mengkritik anak, lebih baik ucapkan kalimat saran sekaligus doa untuknya

36. Jika anak mengesalkan hati, jangan melaknat. Gantilah dgn doa “ semoga sudah besar nanti kamu jadi orang hebat yg akan melawan kezhaliman nak”

37. Indah bukan? Ada doa yg terhubung ke langit. Dimana berpeluang besar untuk dikabulkan Allah

38. Maka, dari sekarang biasakan kalimat positif di dalam rumah. Semua tentu suka mendengarnya

39. Tentu kalimat positif yg dimaksud bukan kalimat “ saya positif sebagai pecandu narkoba”. Ini “positif” yg bikin hancur rumah tangga

40. Semoga keberkahan untuk kita semua.

Sumber : Nabawia

Share this post

scroll to top