Astaghfirullah, Ternyata ini Kisah di Balik Bencana Tanah Longsor Dusun Jemblung Banjarnegara

romiAkhwatmuslimah.com – Jelang akhir tahun 2014, indonesia kembali berduka. Musibah tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah menelan banyak korban jiwa.

Dari 108 korban yang hilang tertimbun longsor, baru sekitar 39 orang yang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini mengapa kembali dirundung bencana?

Romi, salah seorang relawan kemanusiaan dari LSM Emergency and Crisis Response (ECR) yang turut melakukan evakuasi korban di lokasi bencana, menyingkap kisah di balik musibah besar tersebut.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga sekitar, di desa tersebut begitu merajalela kemaksiatan dan kemusyrikan.

“Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu,” kata Romi kepadaPanjimas.com, Senin (15/12/2014).

Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu

Apa yang disampaikan romi, sepertinya begitu jelas tersebukti dengan realita di lapangan. Lihat saja dalam berita yang beredar kemarin, warga memperebutkan air dalam ember, yang sebelumnya digunakan Jokowi untuk mencuci tangan dan kaki, serta membersihkan lumpur yang melekat di sepatunya.

tanah-longsor-banjarnegaraMereka ngalap berkah dengan membasuh muka dari air sisa cuci tangan Jokowi. Padahal ngalap berkah dari mahluk merupakan bentuk Syirik Akbar dalam Islam.



“Buat barokah. Ini kan tadi sudah dipakai Presiden. Siapa tahu nasib berubah,” ujar salah seorang warga, yang tampak kuyup kepala dan badannya.

Warga lainnya, Parno, mengaku ingin meniru Jokowi, dengan turun membasuh kakinya.

“Biar berkah dan banyak rezeki. Tadi saya tidak cuma basuh muka, tapi tangan dan kaki juga,” kata Parno seperti dilansir Viva, Ahad (14/12/2014).

Selain itu, Romi juga menambahkan, bahwa dari cerita salah seorang warga yang selamat dalam bencana itu, kejadian longsor di Dusun Jemblung yang terjadi menjelang Maghrib itu, tak seperti lazimnya bencana tanah longsor.

“Kesaksian warga, ada korban yang selamat itu katanya tanah yang longsor itu seperti dimixer, kayak seperti bukan tanah longsor biasanya,” imbuhnya. [AW]

Sumber : Panjimas.com

Share this post

scroll to top