Waspadai Kekeringan Perasaan Terhadap Pasangan

Ilustrasi. ((Foto : meetmindful.com)

Ilustrasi. ((Foto : meetmindful.com)

Akhwatmuslimah.com – Seorang suami —sebut saja namanya Alex– menceritakan proses jatuhnya ia ke dalam perselingkuhan.

“Awalnya dari kering dan gersangnya perasaan saya terhadap istri”, ujar Alex mengawali.

Alex merasa tidak mendapat perhatian dari istri —sebut saja namanya Dina. Hubungan terasa hambar dan tidak memiliki kedalaman arti.

Dari sinilah ada semacam upaya mencari kekosongan hati, dengan sesuatu yang mampu mengisi. Alex berinteraksi dengan teman-teman kerja satu instansi, setiap hari bertemu, setiap hari berkomunikasi.

Mulai ada benih-benih kecocokan hubungan dengan seorang perempuan lain. Teman kerja satu instansi. Bukan istrinya.

Hubungan berlanjut lebih jauh. Mereka mulai mengobrolkan hal-hal pribadi, bukan lagi urusan kantor atau pekerjaan.

Bersambung dengan kencan, jalan bareng, makan siang berdua, belanja, dan komunikasi intens melalui SMS, telepon, BBM, WhatsApp dan aneka fitur komunikasi di smartphone yang sangat memudahkan mereka menjalin hubungan khusus.

Saling bertukar foto, saling bertukar informasi, saling bertukar cerita, disertai canda tawa.



Smartphone Alex mulai di-lock dan diberi password. Ada sesuatu di smartphone itu yang tidak ingin diketahui Dina.

Kemana pun pergi, smartphone selalu menyertai. Ke kamar mandi pun smartphone dibawa serta. Saat tidur, ia memilih memeluk smartphone yang keras, dibanding memeluk Dina.

Malam-malam bisa terbangun karena ada notifikasi pesan masuk, dan ia ingin segera membacanya. Begitu bangun tidur di pagi hari, yang pertama dicari dan dilihat adalah smartphone.

Ia tidak ingin sedetik pun berpisah dengan smartphone.

Alex merasa nyaman, karena mendapatkan sahabat. Seseorang yang bisa diajak mengobrol, diskusi, dan berkegiatan bersama. Ia merasa istimewa, ada hal-hal yang menjadi kebutuhannya yang terpenuhi dari sahabat yang satu ini.

Alex lupa, bahwa kondisi itu tercipta karena keduanya sedang berada dalam suasana penjajagan, pendekatan, dan akhirnya merasa menemukan kecocokan. Hal serupa pernah ia temukan dari Dina dulu saat awal berjumpa.

Hubungan berlanjut lebih dari itu. Semakin lama perasaan Alex menjadi semakin berbunga-bunga.

Hal yang sangat diharapkan ia dapatkan dari Dina, ternyata justru diberikan oleh perempuan lain. Mengobrol dengan Dina terasa begitu menyebalkan dan menyiksa, namun mengobrol dengan si dia terasa demikian bahagia.

Ada chemistry yang tercipta, membuat Alex makin terlena bersama perempuan yang tidak halal baginya.

Pada titik ini, Dina sudah merasa curiga, namun suasananya sudah terlambat. Ibarat kanker, hubungan khusus Alex dengan perempuan lain itu sudah berada dalam stadium empat.

Jika perasaan seperti itu terus dibiarkan bahkan sengaja dikembangkan, pasti akan semakin jauh pula hubungan di antara mereka, sampai ke tingkat yang menghancurkan keutuhan keluarga.

Nyatanya Alex lebih memilih keasyikan dengan perempuan lain itu dibanding dengan Dina. Keluarga Alex sungguh di ujung bahaya.

Kehancuran rumah tangga bisa menjadi akibat yang harus ditanggung akibat dari perbuatan Alex tersebut.

Maka para suami hendaklah memilih setia. Jika ada kekurangan dan kelemahan istri, jangan dijadikan alasan untuk mencari pelarian. Perbaiki istri dan ingatkan dengan cara yang bijak.

Para istri hendaknya selalu mendekat kepada suami. Jangan biarkan ada perempuan lain yang menjadi sahabat istimewa bagi suami. [ ]

Sumber : Cahyadi Takariawan

Share this post

scroll to top