Apakah Tidak Dapat Memiliki Anak, Merupakan Hukuman?

Ilustrasi. (Foto : weheartit.com)

Ilustrasi. (Foto : weheartit.com)

Akhwatmuslimah.comBismillah wa shalatu wa salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Pertanyaan lain yang menarik yang ditujukan ke saya oleh seorang wanita di salah satu ceramah dalam Gulf Tour adalah tentang ketidakmampuannya memiliki anak. Dan fakta bahwa dia tidak dapat memiliki anak, ia telah menikah sekitar 10 tahun, dan ibu mertuanya sering mengucapkan hal-hal yang menyakitkan padanya. Dan terus menerus berkata pada putranya bahwa istrinya sangat mengecewakan. Ibu mertuanya mengatakan hal-hal tersebut secara langsung, tidak langsung, melalui gesture (*gerak tubuh) dan mengekspresikan perasaan tidak senangnya. Dan ada stigma yang dilekatkan dengan wanita ini, (yakni) tak bisa memiliki anak.

Sekarang, seorang wanita yang ingin memiliki anak namun ia tidak dapat memiliki anak telah melalui trauma emosional dalam dirinya. Dan itu tidak membantu jika seorang mertua yang terlalu benci meletakkan semua “tekanan” padanya. Dan saat wanita tadi datang kepada saya, dia sudah dalam keadaan hampir menangis. Ia menceritakan bagaimana ibu mertuanya terus menerus mengatakan hal-hal tersebut dan suaminya tidak menghentikan ibunya mengatakan hal itu. Dan saya tahu bagaimana ini merupakan situasi yang canggung bagi sang suami karena itu ibunya, bagaimana ia dapat menghentikan ibunya mengatakan hal-hal itu, benar?

Ada banyak wanita di luar sana, banyak (wanita) hebat, wanita beriman di luar sana yang menghadapi situasi serupa. Di mana hal-hal yang dikatakan kepada mereka, tentang ketidakmampuan mereka untuk memiliki anak, yang tentunya sangat menyakitkan.

Hal yang perlu diperhatikan di sini, saya ingin menekankan pada semua orang bahwa kemampuan memiliki anak sebenarnya tidak berada di tangan manusia, ini adalah hadiah yang diberikan Allah. Dan ujian yang Allah beri kepada kita bukan indikasi besarnya Allah mencintai kita atau tidak mencintai kita. Setiap manusia memiliki ujian, dan setiap manusia diberikan kesulitan.

Sebagai faktanya, para nabi berdoa bahwa mereka dapat memiliki anak untuk melanjutkan tugas mereka (*berdakwah). Dan (ada diantara) mereka (yang) tidak memiliki satu pun anak sampai di akhir-akhir usia mereka. Jadi kamu memiliki masalah, sebuah ujian dari Allah azza wajall. Dan di beberapa kasus kamu mengetahui Rasul yang memiliki anak, seperti Nuh ‘alaihi salam memiliki anak, “bagus”, saya tidak akan menginginkan seorang anak seperti anaknya nabi Nuh ‘alaihi salam. Yang memberontak dan di akhir hayatnya disebut, [innahu ‘amalun ghayru shaalihin – QS Hud: 46]. Perbuatannya tidak baik. Dia adalah sesuatu yang tidak baik, dia bukan hanya anak yang tidak baik, perbuatannya tidak baik sedari awal. Itu adalah penggambaran yang begitu buruk dalam Al Quran tentang pemuda ini atau laki-laki ini.

Jadi pertama-tama dan terutama, kita perlu menahan diri menyalahkan orang-orang atas ujian yang Allah berikan pada mereka di luar kendali mereka. Ini adalah perbuatan buruk (bila) dilakukan, ini adalah sebuah kesombongan, hal bodoh (bila) dilakukan.

Tetapi apa yang saya katakan pada wanita ini, dan apa yang ingin saya katakan kepada saudara perempuan saya juga, adalah kamu harus menjadi realistis. Dan apa yang saya maksud adalah, terkadang ada orang-orang yang memiliki opini mereka, dan mereka memiliki emosi, dan ada ketidaktahuan seolah-olah bahwa emosi dapat seperti itu.



Namun kamu tidak dapat mengubah mereka. Tidak ada yang bisa mengubah mereka. Semakin cepat kamu memahami bahwa ia (ibu mertua) tidak akan berhenti mengatakan hal-hal buruk pada setiap kesempatan yang ada. Ia tidak akan berhenti menatap dengan pandangan menyakitkan atau ekspresi wajah tertentu yang ia buat, atau komen pedas langsung ataupun tidak langsung padamu atau pada orang lain, itu tidak akan pernah dan tidak akan pernah berhenti.

Semakin cepat kamu memahami dan menerima itu, semakin cepat kamu dapat melanjutkan hidupmu. Kamu tidak dapat mengubah orang-orang. Tugasmu dalam hidup adalah untuk belajar untuk berurusan dengan orang-orang. Terkadang (ada) orang-orang sangat sulit dihadapi, dan kamu hanya perlu menghadapi mereka.

Kamu akan belajar untuk mengabaikan kata-kata menyakitkan darinya, saat kamu berhenti berharap (sikap) yang lebih baik darinya. Kamu hanya perlu menerima itu, mungkin ini adalah kelemahannya, ia (ibu mertua) hanya tidak dapat mengatasinya. Dan kamu akan bisa (mengatasinya), lain waktu ia mengucapkannya, kamu akan menyadari darimana itu berasal, dan kamu hanya perlu mengabaikannya. Kamu tidak perlu memikirkannya, kamu tidak akan membiarkan itu melukaimu, kamu tahu. Ini lebih tentang kamu belajar untuk menerima kata-kata bodoh darinya daripada mengubah orang lain.

Setiap masalah dalam Islam, saat kamu mengalaminya, solusi dalam kepalamu adalah mengubah orang lain, coba pikirkan kembali. Pikirkan kembali. Karena kita tidak mengendalikan orang-orang. Kita tidak melakukan itu. Semua yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan dan mendewasakan cara kita berpikir tentang sesuatu. Dan saya merasakan kepedihanmu, saya benar- benar merasakannya, dan saya merasa sedih kamu berada di situasi ini. Tetapi di saat yang sama, satu-satunya cara kamu dapat memiliki kehidupan yang lebih bahagia dan berhenti berpikir tentang masalah ini adalah, kamu hanya perlu menebalkan kulitmu.

Dan jika suamimu gagal juga, dan jika suamimu mendengarkan, nasihat saya untuk sang suami adalah, kamu perlu menasihati ibumu, dan memberitahunya untuk berhenti mengatakan hal-hal tersebut. Kamu hanya perlu memberitahunya. Karena, ini bukan bentuk tidak hormat. Mengoreksi orangtuamu jika mereka salah dan mereka berbuat salah, mereka menyakiti orang lain dengan kata-kata, bukan sebuah bentuk tidak menghormati. Hal-hal ini ditulis melawan ibumu dalam catatan amalnya, para malaikat menulis ini sebagai sebuah dosa, mengapa kamu ingin ibumu mendapat masalah di hari pembalasan? Apakah kamu ingin menyelamatkannya dari itu? Jadi kamu berkata, “Saya seharusnya tidak mengatakan apapun.” Kamu tidak melakukan perbuatan baik. Itu bukan perbuatan yang benar. Ini kamu membiarkan sesuatu yang salah terjadi dalam keluargamu. Memberitahu ibumu bahwa sesuatu salah, itu tidak apa apa. Ini benar-benar tidak apa-apa. Kamu harus penuh rasa hormat dan kasih sayang saat kamu melakukannya. Tapi itu,.. Jadi lakukan dengan penuh hormat dan kasih sayang dalam mengoreksi.

Semoga Allah azza wajall menjadikanmu suami yang lebih baik, menjadikan sang istri, istri yang lebih kuat. Dan semoga Allah azza wajall menjadikan para orangtua lebih sabar dan lebih menyayangi dan berlaku baik dan berkasih sayang dengan kata-kata yang mereka gunakan. Dan semoga Allah azza wajall tidak mencatat (perbuatan) kita pada buku catatan amal atas hal-hal bodoh yang kita katakan atau lakukan.

Barakallahuli wa lakum. Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Sumber : NAK

 

Share this post

scroll to top