SMS yang Berbahaya!

Akhwatmuslimah.com – Para kader da’wah insya Allah sangat akrab dengan SMS. Mulai dari jarkom, izin syuro, tausiyah, etc…., tidak bisa tidak, biasanya pasti menggunakan SMS.

Ada kader yg bisa efektif berkata-kata via SMS, tapi ada pula yang kurang mahir, sehingga kata-kata dlm SMS, rancu maknanya. Kehilangan satu tanda baca saja, bisa menimbulkan arti yang berbeda. Sama halnya seperti ketika kita diajarkan oleh guru SD kita. Contoh :

“Kucing makan tikus mati.”

atau

“Kucing makan tikus, mati.”

Kesalahan tanda baca ini bisa berbahaya. Bayangkan bila ada seorang qiyadhah menginstruksikan sesuatu kepada jundinya, lalu ternyata ditangkap berbeda oleh sang jundi. Tentu ini bisa menimbulkan miss communication. Yang jika saja qiyadhah dan jundi tidak saling memiliki sikap yang bijaksana, maka niscaya akan menimbulkan konflik. Tidak percaya ? Coba saja :) .

Dan biasanya, untuk mengirit biaya SMS, sebagian orang menggunakan kata-kata yang disingkat. Maklum, namanya juga SMS (Short Messages). Tapi karena sangat singkatnya, sampai-sampai tidak ada spasi atau tanda baca, sehingga si pengirim dan si penerima pesan, memiliki persepsi yang berbeda tentang pesan itu sendiri. Maka wajar saja jika si penerima pesan menjadi bingung dengan berkata, “Ini maksudnya apa yah???” Wah, tapi masih alhamdulillah kalau si penerima bertanya seperti itu. Yang lebih parah adalah, tidak bertanya. Tidak menanyakan kembali suatu pesan yang tidak jelas, bisa menghambat komunikasi.

Atau ada pula sebagian orang yang memiliki kebiasaan memberi tanda seru di akhir kata pada SMSnya sehingga bisa menimbulkan kesan bahwa si pengirim sedang marah. Kalau si penerima SMS adalah orang yang sabar, maka tidaklah masalah baginya membaca SMS yang berbunyi, “Antum ke sekret sekarang ya!”, misalnya. Tapi bila SMS semacam ini diterima oleh orang yang sedang tidak mood atau sensitif, hm… bisa jadi ruwet masalahnya. [syahdan]



Share this post

scroll to top