Kala Suami Suka Berbohong

17574_262889202893_5932719_nAkhwatmuslimah.com – Suka duka kehidupan rumah tangga naik turun bagai gelombang laut yang menerpa bahtera. Romantisme yang seolah tiada habis direguk pada awal awal menjalin rumah tangga, akan pudar bila kita tidak menjaga dan merawatnya. Hal-hal negative yang dianggap dalam batas kewajaran akan menjadi onak duri yang akan memporak porandakan mahligai rumah tangga bila dibiarkan begitu saja. Salah satunya adalah berbohong.

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw menyampaikan. Dalam Islam hanya diperbolehkan melakukan 3 kebohongan sebagaimana hadist shahih berikut:

Dari Ummu Kultsum RA ia berkata:”Saya tidak pernah mendengar Rasulullah SAW memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam tiga hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya (mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)”. (HR. Muslim)

Hadist di atas menyebutkan bahwa kebohongan suami terhadap istrinya dan sebaliknya demi kebaikan adalah diperbolehkan. Namun terkadang yang terjadi dalam fenomena masyarakat, kebohongan yang di lakukan sama sekali bukan untuk alasan kebaikan. Dan dari bohong terhadap hal-hal kecil pada kemudain hari akan serupa bola salju yang kian membesar sehingga terasa sulit untuk memulihkan keadaan. Seperti perselingkuhan, perjudian, berfoya-foya, dan melakukan amalan yang sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bila ini terus berkelanjutan ,maka keluarga sakinah mawadah warrohmah hanyalah impian belaka.

Bila suami anda ketahuan berbohong lebih dari sekali, apa yang mesti anda lakukan? Tips berikut semoga bisa membantu Anda

1. Tanyakan dengan nada lembut dan sabar tentang kebohongannya, ajukan bukti dan alasan kenapa anda keberatan dengan kebohongan tersebut

2. Tambahkan waktu untuk berinteraksi sebanyak mungkin dengannya, dan libatkan dia dengan kegiatan anda, seperti pengajian, menghadiri majelis taklim, memenuhi undangan kerabat.

3. Bila dalam kondisi-kondidi tertentu anda tidak bisa turut serta dalam kegiatannya, tanyakan kepadanya adakah rekan lain yang melakukan kegiatan sama.



4. Mintalah nasehat dari para alim ulama atau orang tua yang lebih berpengalaman

5. Isi hati seseorang tiada yang tahu, dan untuk urusan yang ini hanya Allah yang maha segalanya. Dekatkan diri anda dengan ibadah dan amalan-amalan sunnah. Ketulusan anda akan terbayar dan Allah pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik. Aamiin. Wallahu’alam Bishawab.

Sumber : noormuslima

Share this post

scroll to top