Letih Tak Bertepi Bersama Al Qur’an

Foto : mqan.wordpress.com

Foto : mqan.wordpress.com

Akhwatmuslimah.com – Di saat yang lain menghamburkan waktunya, berdekatan dengan syaitan, kita marra yaa murru, lewat kita anggap angin, lalu, di luar sana banyak petasan dan sebagainya. Hal yang menjadi tema kita malam ini adalah keletihan tak bertepi. Mental keletihan yang tak bertepi ini adalah mental ahlu surga. Makanya Allah mengatakan.. Alhamdulillah hilladzi.. Karena dulu di dunia mengalami masa hidupnya yang tak bertepi

Jenis keletihan orang beriman itu tidak boleh mengenal letih.. Keletihan perasaan. Allah telah menakdirkan kita menjadi ahlul Quran. Sehingga waktu kita sibuk dengan Al Quran, tidak ada hari-hari berlalu tanpa Al Quran. Tidak ada agenda yang membuat kita turun keimanannya, terlambat sholatnya, kurang tilawahnya. Ini bukan mental orang beriman. Orang ini ketika di surga akan mengatakan alhamdulillah hilladzi maa

Karena itulah Allah mengajari sebuah cita-cita yang mustahil. Qaataluuhum hatta laa yakuuna fitnatan dinnulillaah.. Ini tidak akan pernah terjadi. Semua manusia beriman dan tidak ada fitnah di dunia. Tapi Allah perintahkan demikian. Ini karena Allah menginginkan kita berletih letih.

Saya tidak akan berhenti bersama Al-Qur’an sampai mutqin 30 juz dan semua penduduk daerah ini mahir bersama Al-Qur’an.

Letih perasaan saudara kita, tetangga kita atau dari kalangan kita sendiri yang kurang koordinasi. Belum lagi perasaan bosan, ragu, nyampai nggak 30 juz. Begitu sampai 15 juz.. Masih segini.

Dahulu Ia juga merintis dari halaman perhalaman.

Keletihan mencari setoran.

Deg-degan saat setoran.



Ayat ini dikhususkan oleh Allah, ditujukan untuk ahlul Quran. An-Naml diawali dan diakhiri tentang wa inkala laa …Quran. Mengawali hidup dengan Quran dan meng-Qurankan orang sekitar kita. Ini tak boleh mengenal letih. Semua yang berkaitan dengan Quran saat di dunia. Baru setelah dia mengatasi keletihan itu. Barulah Allah mengatakan, jannatun adni tajri min tahtihal anharu khoolidiina fiha.

Wa libasuhum fii haa hariir.. Gara-gara ber-alQuran Ia tidak tidur, Allah ganti tempat tidur dari emas. Gara-gara Quran Ia jarang bersama pasangannya, Allah ganti dengan wa luklu’a.. Gara-gara Quran Ia jarang dandan, Allah ganti dengan wa libasuhum fiihaa haarir.. Pakaian mereka di sana adalah surga…

Semua keletihan ini haruslah bernilai dakwah, Sayyid Quthb mengatakan, “Adik saya sangat kaya akan sastra, tetapi kekayaan intelektual nya, lebih kaya daripada sastranya. Ini sebagian besar Ia dapatkan dari kebersamaannya dengan Al Quran.”

Jangan sampai kelak kita mengatakan, ‘Kalau tahu begini saya dulu menghafal AlQuran otomatis menjadi muharik/penggerak, karena tak lelah bersama AlQuran.’

Doa Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa sallam dan sahabat, Allahumma ja’alna lana Quranal dunya.. sithran wa hijaaban. (Sithran–saat manusia dihisab). Yakni, saat manusia dihisab, akan dibeberkan kepada seluruh manusia. Saat itulah Al Quran menjadi sithran wa hijaban.

Saudara kita melihat aib kita tapi Allah tutup. Hingga wajahnya membiru karena malu. Tapi Allah tutup karena Ia letih bersama AlQuran. Sangat mudah bagi Allah langsung memasukkan kita ke dalam surga. Tapi Allah ingin kita rasakan besarnya rahmat-Nya.

Jadikan Al Quran misi terbesar. Kita harus S2, tapi kita hafidzul quran. Kita memang harus S3, tapi kita hafidzul quran. Jadi manager, hafidzul Quran. Termasuk dalam berkeluarga: anak-anak saya semua harus hafidzul Quran..

Letih fisik dan letih amwal, Semoga Allah rahmati kita dengan Al Qur’an. [ ]

Oleh: Ustadz Abdul Aziz Abdur Ro’uf

====

Sumber : rivenskyatwinda

 

Share this post

scroll to top